cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2016)" : 10 Documents clear
PENGARUH VARIASI OVERLAP SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA PADA KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE U Ahmad, Ary Mustofa; Lutfi, Musthofa; Budiadi, Ary
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.402 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan studi tentang pengaruh variasi overlap sudu terhadap torsi dan daya pada kincir angin savonius tipe U. Posisi overlap sudu sangat mempengaruhi putaran poros kincir. Overlap sudu yang bisa menangkap kecepatan angin dengan baik, maka putaran poros akan semakin besar. Torsi yang semakin besar, maka daya akan semakin besar. Penelitian dilakukan dengan membuat model kincir angin Savonius tipe U dengan variasi overlap dan diberi aliran angin blower. Masing-masing overlap adalah +10 cm, +5 cm, 0 cm, -5 cm, dan -10 cm. Torsi terbesar terjadi pada overlap  -5 sebesar 0,108 Nm, sedangkan daya terbesar terjadi pada overlap +5 sebesar 11,467 Watt. Kondisi ini terjadi akibat adanya angin yang mengenai sudu tidak terbuang langsung dan tidak ada kebocoran angin ditengah.
KARAKTERISTIK PENGGORENGAN VAKUM JAMUR Kajian Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Sumarlan, sumardi Hadi; Lastriyanto, Anang; Erawati, Diana
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.657 KB)

Abstract

Produk jamur meningkat dengan cepat dan tersedia dalam berbagai bentuk. Jamur yang bisa diolah menjadi bahan makanan adalah jamur tiram putih dan jamur kancing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perendaman larutan CaCl2 terhadap kualitas keripik jamur, mengetahui pengaruh suhu penggorengan, mengetahui besarnya rendemen keripik jamur serta mengetahui besarnya energi selama proses penggorengan. Unsur pertama adalah durasi perendaman  CaCl2 pada 0, 30 dan 45 menit. Dan unsur lainnya adalah suhu wajan pada 80oC dan 90oC. Massa setiap perlakuan adalah 500 gram yang diulang dalam 2 kali. Jenis mesin yang digunakan adalah penggorengan vakum. Pengamatan dilakukan terhadap bahan dasar dan produk akhir (keripik jamur tiram putih dan keripik jamur kancing). Pengamatan material dasar meliputi analisis dan rendemen air. Dan sisi lain, teknik analisis termasuk perubahan suhu, tekanan dan energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan keripik jamur tiram putih dan keripik jamur kancing dengan suhu wajan 90oC dan lama terendam larutan CaCl2 0,01% dalam 45 menit kebutuhan perlakuan lebih pendek pada waktu di wajan. Kadar air keripik jamur tiram tiram putih 0,763%, sedangkan kadar air keripik jamur kancing adalah 2,745%. Rendemen tertinggi keripik jamur tiram putih adalah 10,8% dengan suhu 80 oC, tanpa merendam larutan larutan CaCl2 0,01%, sedangkan rendemen tertinggi keripik jamur kancing  adalah 11,94%.
UJI KINERJA DAN ANALISA FINANSIAL ALAT PEMBUAT LUBANG TANAM BERPENGGERAK TRAKTOR RODA DUA PADA LAHAN JATI Ary Mustofa Ahmad; Doddy Perkasa Putra
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.069 KB)

Abstract

Pengolahan tanah telah ada sejak manusia mengenal bercocok tanam. Salah satu kegiatan dalam pengolahan tanah adalah penggalian lubang tanam. Di Indonesia umumnya untuk perkebunan skala industri telah dikembangkan alat penggali lubang tanam dengan menggunakan tenaga penggerak traktor roda empat, dimana alat penggali digandengkan pada tiga titik gandengan yang berada dibelakang traktor. Tenaga putar untuk menggerakkan mata bor penggali bersumber dari PTO yang dihubungkan ke perubah putaran (gear box) dan diteruskan ke mata bor, akan karena harganya mahal maka pengembangan selanjutnya diarahkan pada traktor roda dua. Karena traktor roda dua keberadaannya dimasyarakat cukup banyak, alat ini tinggal disambung dan dirangkai dengan mesin pembuat lubang tanam ini yang berbentuk bor ini, akan tetapi traktor yang digunakan harus traktor roda dua yang mempunyai PTO Selama ini petani di indonesia membuat lubang tanam sepenuhnya dengan tenaga manusia dengan hanya menggunakan alat bantu seperti cangkul, tugal, dan garu yang dalam pengunaannya belum termasuk alat yang efektif. Oleh karena itulah dicoba untuk didesain dan mengkonstruksi mesin pelubang tanam dengan penggerak traktor roda dua. Alat ini secara teknis laboratorium bisa digunakan, akan tetapi jika diterapkan pada budidaya tanaman tertentu misalnya tanaman jati pada lahan tadah hujan maka masih perlu diteliti lebih lanjut kelayakannya dari aspek teknisnya, serta dari aspek finansialnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari uji kinerja alat pembuat lubang tanam berpenggerak traktor roda dua pada lahan jati 1 ha. (2) Melakukan analisa finansial alat ini. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Desa Karang Widoro, Kec. Dau, Kab. Malang, serta di “Lab. Daya dan Mesin Pertanian” Universitas Brawijaya. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ; traktor roda dua, alat pembuat lubang tanam, cangkul, fuel meter, roll meter, stop watch, pengaris. Parameter pengujian yang dilakukan untuk mesin penggali lubang tanam dengan penggerak traktor roda dua adalah sebagai berikut : konsumsi bahan bakar (ml/s), kualitas penggalian (diameter & kedalaman lubang), kapasitas kerja, Perhitungan analisa finansial alat, uji t test Perhitungan analisa finansial dilakukan berdasarkan pengoperasian mesin pembuat lubang tanam berpenggerak traktor roda dua selama 1,5 jam dalam periode tersebut, alat ini mampu menghasilkan 27 lubang dengan selip actual 24,21%. Berdasarkan kondisi operasi ini, perhitungan menghasilkan biaya kerja per ha adalah Rp. 1.360.800. Mempertimbangkan tingginya selip, biaya kerja dapat diturunkan dengan jalan mengurangi selip.
Karakterisasi Kimia Keripik Apel Manalagi Hasil Penggorengan Vakum Dengan Menggunakan Minyak Goreng Berulang Anang Lastriyanto; Rini Yulianingsih; Sumardi Hadi Sumarlan; Rizka Mega Melati
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.261 KB)

Abstract

Di Indonesia banyak terdapat daerah potensial penghasil buah apel salah satunya adalah Kota Batu. Permasalahan yang akan ditimbulkan saat panen raya adalah tingginya tingkat kerusakan pada buah apel. Oleh karena itu diperlukannya upaya untuk mengurangi kerusakan pada buah apel, salah satunya dengan pembuatan keripik apel. Pembuatan keripik apel dilakukan dengan metode penggorengan vakum. Pada kondisi vakum suhu penggorengan dapat diturunkan karena penurunan titik didih minyak. Dengan demikian kerusakan pada produk dapat dikurangi. Namun pemakaian minyak secara berulang dan penggunaan perubahan suhu pada proses penggorengan mempengaruhi produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian minyak berulang dan pengaruh perubahan suhu terhadap karakteristik kimia keripik apel dengan penggorengan vakum. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu penggunaan minyak goreng berulang sebanyak 10x ulangan (pengambilan sampel pada hasil penggorengan ke 1, 4, 7, dan 10) dan faktor kedua yaitu perubahan suhu (80, 90, dan 100oC). Data yang diperoleh dianalisa dengan metode ANOVA menggunakan Software SPSS Statistics 18.0 trial version. Jika diperoleh hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggorengan vakum dengan menggunakan ulangan minyak ke 1, 4, 7, dan 10 berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C keripik apel. Sedangkan penggorengan vakum dengan menggunakan ulangan minyak ke 1, 4, 7, dan 10 tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kadar air, lemak, dan Free Fatty Acid (FFA) pada keripik apel. Pada penggorengan vakum dengan menggunakan suhu 80, 90, dan 100oC berpengaruh nyata terhadap kadar lemak keripik apel. Sedangkan pada penggorengan vakum dengan menggunakan suhu 80, 90, dan 100oC tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kadar air, vitamin C, dan Free Fatty Acid (FFA) pada keripik apel.
EFEK PENGEMASAN VAKUM PADA KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max, L) VARIETAS ANJASMORO SELAMA PENYIMPANAN Lastriyanto Anang; Bambang Dwi Argo; Dhika Aringtyas
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.566 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan tanaman kedelai adalah tersedianya benih bermutu dengan penanganan pasca panen yang tepat, antara lain sistem pengemasan selama penyimpanan. Oleh karena itu diperlukan adanya teknologi penyimpanan dan pengemasan yang baru seperti sistem pengemasan vakum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perubahan kadar air benih kedelai yang disimpan pada jenis pengemas polietilen, polipropilen dan aluminium foil lebih kecil dibanding kadar air benih kedelai kontrol yang disimpan pada karung goni. Kadar air awal benih sebesar 10.44%, dan setelah disimpan selama 3 bulan, kadar air benih yang disimpan dalam karung goni naik menjadi 15.44%. Benih yang disimpan dalam polietilen dengan 3 luasan yang berbeda kadar airnya menjadi (11.52, 11.99, dan 11.79%), untuk kemasan polipropilen kadar airnya menjadi (11.83, 11.63, dan 11,51%), untuk kemasan aluminium foil dengan 3 luasan berbeda kadar airnya menjadi (11. 48, 11.38, dan 11.53%). Daya tumbuh benih kedelai yang disimpan pada ketiga jenis bahan pengemas vakum lebih baik dibandingkan dengan benih kedelai sebagai kontrol. Daya tumbuh awal benih yaitu 98% dan setelah 3 bulan daya tumbuhnya kontrol menurun menjadi 88.25%. Benih yang disimpan dalam  polietilen dengan 3 luasan yang berbeda daya tumbuhnya menurun menjadi (95, 95.25, dan 94.5%), untuk kemasan polipropilen menjadi daya tumbuhnya menurun (94.5%, 94.75%, 95.5%), dan untuk kemasan aluminium foil daya tumbuhnya menurun menjadi (95, 95.75, dan 95.5%). 
SISTEM PENGEMBANGAN “ DESA MANDIRI ENERGI “ (DME) DI DESA SUMBER BENDO, SARADAN, KABUPATEN MADIUN Taufiq .; Bambang Susilo; La Choviya Hawa
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.665 KB)

Abstract

Desa Mandiri Energi adalah sebuah program agar desa bisa memenuhi kebutuhan energinya sendiri, penciptaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta kemiskinan dengan mendorong kemampuan masyarakat dan pengguna sumber daya setempat. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian mengambil sampel di Desa Sumber Bendo- Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Data yang diambil berupa kebutuhan bahan bakar oleh masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pemakaian bahan bakar tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada masyarakat yang dijadikan sampel. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 30 responden. Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan model analisis kuantitatif TEV. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi Faktor-faktor yang dipertimbangkan masyarakat Desa Sumber Bendo dalam penggunaan bahan bakar adalah harga, daya beli, kebutuhan, keamanan, kenyamanan, kemudahan, keterjangkauan, lama pemakaian, ketersediaan, efektifitas pemakaian, kondisi riel, Pendapatan. Dari hasil analisis TEV diketahui bahwa pengembangan Desa Sumber Bendo menjadi Desa Mandiri Energi (DME) memiliki nilai harapan (expected value) sebesar 3.41 (masuk dalam kategori tinggi) dari seluruh total penilaian. Penggunaan bahan bakar yang harus dioptimalkan untuk perwujudan Desa Sumber Bendo menjadi Desa Mandiri Energi (DME) adalah dengan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar Biogas. Hal ini tercermin dari hasil analisis TEV menunjukkan bahwa nilai pengharapan (expected value) terhadap bahan bakar biogas cukup tinggi yaitu sebesar 4.04, masuk dalam kategori penilaian tinggi baik dari kelompok pakar maupun responden disamping juga dari segi nilai keekonomianya yang relatif terjangkau dari pada jenis bahan bakar lainya (416.667,00/tahun). Untuk pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) khususnya biogas perlu adanya kemitraan berkelanjutan antara warga dan instansi pemerintah agar biaya pembuatan reaktor bisa didanai secara bersama-sama. Sistem arisan biogas seperti yang sudah berjalan di Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, bisa ditiru untuk mengatasi keterbatasan dana dalam pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) biogas. Rekomendasi yang dapat ditawarkan berdasarkan analisis sistem yang dilakukan adalah: 1). peningkatan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahan bakar alternatif, khususnya biogas; 2). mengadakan program diseminasi biogas yang meliputi pendidikan, pelatihan, dan pengenalan alsin biogas kepada masyarakat Desa Sumber Bendo; dan 3). pengembangan usaha ternak sapi rakyat melalui integrasi sapi- tanaman- biogas- pupuk organik.
PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK PASAR DENGAN PENGONTROLAN SUHU TETAP DAN SUHU SESUAI FASE PENGOMPOSAN Sutrisno Hadi Wibisono; Wahyunanto Agung Nugroho; Evi Kurniati; Joko Prasetyo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.882 KB)

Abstract

Proses pengomposan secara alami membutuhkan waktu lama untuk membuat kompos dari bahan organik. Pengembangan pengomposan dengan cara yang benar perlu mempercepat dan memperbaiki proses pengomposan untuk mendapatkan kompos berkualitas. Pengomposan dengan mengendalikan suhu kompos dapat memberi efek pada proses pengomposan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengomposan pengendalian suhu menurut warna, bau, suhu, analisis kandungan kimia rasio N, P, K, C / N, bahan organik, C. Organik dan pH, serta mengetahui perbedaannya. dari suhu kompos kontrol terkendali dan kontrol suhu berdasarkan pengomposan fasa melalui pengujian kandungan kimia kompos. Hasil akhir diharapkan dapat mengetahui proses pengomposan dan hasil kompos dengan mengendalikan suhu dengan kontrol suhu dan pengendalian suhu tetap berdasarkan fase pengomposan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan dua perlakuan kontrol suhu tetap dengan suhu 40-43oC dan pengatur suhu berdasarkan fase pengomposan. Mengontrol suhu fase mesofilik dengan suhu 37-40oC untuk periode 1-2 dan 7-14 hari sedangkan fase termofilik pada suhu 41-44oC untuk periode 3-6 hari. Hasil kompos dengan mengendalikan suhu tetap tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol berdasarkan suhu fase pengomposan kecuali kadar air, susut dan phosfor. Hal ini diketahui dengan perhitungan menggunakan analisis keragaman. Hasil pengendalian suhu perlakuan kompos tetap berwarna coklat kehitaman, ketebalan penyusutan 56,75% dan berat 63,33%, kadar air 53,65%, pH 7,6, kadar N 1,82%, C Organik 12,10%, rasio C / N 6 , bahan organik 20,94%, P 1,47% dan K 0,12%. Tahap perlakuan kontrol suhu pengomposan berdasarkan kehitam-hitaman coklat; mengecilkan ketebalan 59,55% dan berat 68,75%, kadar air 56,10%, pH 7,3, kadar N 1,83%, C. Organik 13,48%, C / N ratio 7, bahan organik 23,31%, P 3,68% K 0,71%.
Rancang Bangun Alat Perajang Otomatis Ubi Kayu (Manihot Esculenta) sebagai Bahan Dasar Keripik Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Wahyunanto Agung Nugroho; Mochamad Bagus Hermanto; Rohganga Bahwono; Joko Prasetyo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.005 KB)

Abstract

Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang sudah dikenal luas di Indonesia, karena mudah dalam penanaman dan perawatan, ubi kayu dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi tanah. Usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik yang sudah berkembang masih banyak menggunakan tenaga manusia khususnya pada proses perajangan. Penggunaan tenaga manusia ini tentunya memiliki beberapa kekurangan diantaranya hasil ketebalan potongan tidak seragam, kapasitas kecil dan membutuhkan waktu yang lama. Permasalahan diatas memberi ide untuk merancang dan membuat alat pemotong ubi kayu dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 sebagai otomatisasi dan otak (processor) dari suatu alat. Dengan adanya alat pemotong otomatis dengan mikrokontroler AT89S52 ini diharapkan akan banyak membantu pemotongan bahan keripik secara efektif dan efisien.
PENGARUH METODE PENGERINGAN TERPHADAP KARAKTERISTIK KUPASAN KEMIRI (Aleurites moluccana.L Willd) Bambang Dwi Argo; Sumardi Hadi Sumarlan; Asdin .
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.892 KB)

Abstract

Buah kemiri (Aleurites moluccana Willd), mempunyai nilai ekonomis yang baik. Biji kemiri banyak digunakan masyarakat sebagai bumbu masak atau diambil minyaknya untuk keperluan industri, seperti bahan baku pembuat pernis, sabun, kosmetika, dan obat-obatan. Selama ini, proses pengolahan kemiri yang dilakukan petani masih sederhana, yaitu pengeringan di bawah sinar matahari dan pengupasan dengan rotan. Hal ini mengakibatkan hasil kupasan kemiri banyak yang pecah sehingga harga jual kemiri menjadi rendah. Penelitian ini merupakan  studi tentang perbandingan efektivitas pengeringan kemiri antara pengeringan dengan mesin pengering dan pengeringan sinar matahari dalam menghasilkan kupasan kemiri utuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangeringan dengan mesin pengering memberikan hasil yang lebih baik daripada pengeringan dengan sinar matahari. Persentase kemiri utuh yang dikupas melalui pengeringan dengan mesin pengering sebesar 20,2% (7 kg) dari 34,5 kg kemiri yang dipecahkan, sedangan dengan sinar matahari 1,5% (0,5 kg) dari 33,25 kg kemiri. Kemiri pecah kulit sebesar 43,4% (15 kg) dengan mesin pengering dan 3% (1 kg) dengan sinar matahari. Kemiri terbelah dua sebesar 10,1% (3,5 kg) dengan mesin pengering 12,7% (4,25 kg) dengan sinar matahari. Kemiri tidak pecah sebesar 26% (9 kg) dengan mesin pengering dan 75,1% (25 kg) dengan sinar matahari.
DESAIN KONTROL OTOMATIS SUHU DAN KELEMABABAN PADA RUANGAN JAMUR TIRAM (Pleurotusostreatus) MENGGUNAKAN MK AT-89S52 Nur Komar; La Choviya Hawa; Yudha Al Maarif
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.393 KB)

Abstract

Jamur merupakan salah satu sumber kehidupan biologis yang dikenal di alam bebas. Tanaman ini banyak digunakan sebagai makanan disamping pembuatan obat-obatan. Permasalahan yang menjadi kendala dalam proses budidaya adalah kondisi lingkungan yang kurang baik atau kurang dari 70%. Kelembaban buatan sering dilakukan untuk mengatasi masalah ini, yakni dengan memberikan semprotan berkala secara manual. Teknik yang ditawarkan ini adalah aplikasi kontrol otomatis pada pengaturan kelembaban dan suhu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur, mengendalikan kelembaban dan suhu di kisaran 70-80% and 25-27o C. Mendapatkan pilihan biaya yang lebih rendah antara dua alternatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dijelaskan spesifikasi modul kontrol yang memiliki massa desain fisik dan built-in 760.00 gram 850.00 gram. Panjang, lebar, tinggi hasil perancangan instrumen masing-masing 22,5, 10,5, 14,5 cm. Alat ini terdiri dari komponen yang membentuk sistem Minimum AT-89S52, Modul LCD dan Keypad, modul kipas dan pemanas dengan driver ICULN2803, sensor perpindahan modul timer, dua motor servo standar, kipas pengukuran, dua motor DC yang diarahkan, dan heater. Performa mekanisme dari modul kontrol bisa digerakkan sesuai dengan perintah program yang disematkan di dalamnya. Program puls motor driver dan ditampilkan dalam bentuk pergerakan aktuator. Cyclical dan continuous motion control kelembaban dan suhu ruangan. Dalam hal mengairi biaya jamur dalam ruangan satu pekerja dibandingkan dengan peralatan kontrol otomatis dalam satu tahun. Ada pengurangan biaya hingga 87,98% dibandingkan dengan penyiraman manual. Dan terjadi peningkatan keuntungan sebesar 18,73% atau Rp.9,398,156, -.

Page 1 of 1 | Total Record : 10